top of page

MENOMORDUAKAN ALLAH

  • Gambar penulis: yunibudia
    yunibudia
  • 5 Nov 2021
  • 3 menit membaca

Gedung Isola - Kantor Rektorat UPI Bandung

Selama pandemi ini pola hidup jadi berubah, yang tadinya sibuk dari pagi ke malam dan setiap akhir pekan selalu ada acara atau sibuk dengan urusan, tapi saat pandemi semua kegiatan jadi dibatasi hingga terlalu banyak waktu luang.


Sudah hampir dua tahun dan banyak waktu luang yang terbuang begitu saja, bahkan terkadang stress karena saking tak adanya kegiatan, hidup serasa begitu membosankan dan berharap datang kesibukan seperti sebelumnya.


Lalu waktu sibuk itu datang dan mulai memenuhi ruang kosong selama pandemi, tapi dasar diri yang tak tahu bersyukur malah terkaget-kaget dan harus mulai beradaptasi lagi, karena biasanya berleha-leha dan santai jadi sangat tak punya waktu bahkan waktu tidurpun berkurang.


Ada moment dimana dalam satu waktu itu, aku harus mempersiapkan materi untuk tes di salah satu instansi, materi untuk ujian akhir semester di lembaga tempat aku mengaji, tugas mingguan di komunitas yang aku ikuti belakang ini, juga tugas kantor yang mulai menumpuk karena mulai new normal.


Pikiranku penuh, jam tidurku berkurang dan rasanya belum siap saja menghadapi semua itu padahal itu adalah hal yang selalu aku minta selama kegabutan pandemi berlangsung.


Aku merasa tak bisa melakukan semua dalam satu waktu, setelah mempertimbangkan mana yang bisa aku kurangi, akhirnya aku mengalahkan jadwal ujianku di pengajian, aku minta untuk ujian susulan, agar aku bisa mempersiapkan semua dengan lebih fokus.


Ada seorang teman memberikan pandangannya, dia terkadang merasa terpaksa saat mengaji atau menghafal Al Qur’an karena ada tuntutan dari ustadz/ustadzah dan bukan karena Allah, itulah kenapa dia tak mau belajar agama dengan tuntutan seperti itu, dia ingin melakukannya karena kemauan dia sendiri bukan karena orang lain.


Dan aku mulai terpengaruh, pandangannya menurutku cukup masuk akal, entahlah belakangan ini aku juga merasa seperti terpaksa atau dikejar-kejar disetiap pertemuan, rasanya seperti menghadapi ujian, padahal mungkin karena aku masih kerja sistem SKS (sistem kebut semalam) mengerjakan tugas hanya untuk melepaskan kewajiban saja.


Maka pagi itu setelah selesai ujian susulan aku beranikan diri untuk meminta izin cuti kepada ustadzahku di semester mendatang dan menjanjikan aku akan usahakan ikut dipertengahan semester, dengan alasan karena pekerjaan dan tugasku yang mulai banyak dan masih belum bisa menyesuaikan dan membagi waktu.


Dan jawaban ustadzahku saat itu, membuatku luar biasa malu dan sangat merasa berdosa, beliau bilang kira-kira seperti ini :

ā€œHidup itu pasti penuh urusan dan setiap manusia itu pasti punya kesibukan dari bangun tidur sampai tidur lagi, yang punya kesibukan bukan hanya kamu saja tapi orang lain juga. Kalau kamu izin karena pekerjaan kantormu yang banyak maka bagi waktu, kamu bisa memprioritaskan kesibukan duniamu tapi kenapa kamu tidak bisa memprioritaskan Allah?!
Jangan memberikan peluang kepada hawa nafsumu untuk berhenti, jika kamu sudah berniat maka teguhkan dan ikhtiar, yang penting usaha dulu. Jangan kamu merasa malu sama saya, kenapa mesti malu? Harusnya kamu malu kepada Allah! Jangan buat kendor, ikhtiarkan dulu!ā€

Setelah mendengar nasehat itu air mataku tak bisa terbendung, aku merasa sangat malu dan berdosa pada Allah, dan aku bahkan tak menyadari bahwa apa yang aku lakukan itu sudah mengesampingkan Allah. Astaghfirullah


Ternyata ada banyak hal yang aku prioritaskan di atas Allah, padahal Allahlah yang telah memberikan kehidupan kepadaku dan segala rezeki juga kesibukan di dalamnya, dan aku malah menomorduakan Allah. Bagaimana jika Allah menahan rezekiku atau bahkan mencabut nyawaku, apa yang bisa aku lakukan? Tapi Allah sungguh Maha Pemurah dan Pengampun, bagaimanapun aku yang sudah melakukan dosa berkali-kali, tetap Allah memberikan rezeki dan terus memberikan kesempatan berkali-kali pula.


Tanpa berpikir panjang, sebelum hawa nafsuku kembali menguasai dan godaan syaitan datang lagi, aku langsung hubungi pihak lembaga untuk daftar ulang semester baru.


Ustadz Khalid Basalamah dalam salah satu kajiannya pernah berkata :

ā€œIbadah itu harus dipaksakan! Apakah ada, orang yang ingin bangun pada sepertiga malam saat keadaan dingin dan sangat mengantuk jika dia tidak paksakan dirinya?!ā€

Wallahu a’lam


Uushikum wa Iyya ya binafsiy bitaqwaAllah







Postingan Terakhir

Lihat Semua

ComentƔrios


ABOUT
Me

Assalamu'alaikum


Hey You! Welcome to this Website!

​

I am Yuni Budiawati, just ordinary person who want to sharing my amazing journey with you.

Join My Mailing List

© 2019 by Uncountable Mercy

  • Grey Blogger Icon
  • Grey Facebook Icon
  • Grey Instagram Icon
bottom of page