MUSH’AB BIN UMAIR
- yunibudia
- 1 Jul 2019
- 2 menit membaca
Diperbarui: 28 Okt 2021
‘Sang Duta Islam Pertama’
Seorang pemuda tampan rupawan yang aroma harum semerbak dari badan dan pakaiannya yang mewah, menjadi buah bibir para wanita di Makkah saat itu. Kedatangannya ditunggu-tunggu di majelis-majelis karena kecerdasan dan kepandaiannya dalam berpendapat.
Hinggalah dia terpesona pada lantunan ayat Al Qur’an yang disampaikan Rasulullah, maka bersyahadatlah dia. Cahaya yang terpancar di hatinya tak terpadamkan oleh gertakan sang Ibu, hingga akhirnya dikucilkan oleh keluarga.
Saat mendatangi Rasulullah, para sahabat menundukkan kepala matanya basah karena duka, melihat dia yang kini berpakaian usang dan bertambal-tambal.
Rasulullah menatapnya penuh arti sambil tersenyum dan bersabda “Dahulu aku melihat Mush’ab ini tak ada yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan dari kedua orangtuanya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan Rasul Nya”.
Mush’ab bin Umair seorang duta Islam pertama yang diutus Rasulullah untuk berdakwah di Madinah. Dengan Rahmat Allah dan kepandaiannya sebagian besar kabilah telah memeluk Islam, hingga amanlah Rasulullah serta kaum Muhajirin untuk berhijrah ke Madinah.
Dialah seorang pembawa panji saat perang Uhud, dengan kekuatannya dia mempertahankan panji, agar tak jatuh meski kedua tangannya terputus, dia apit oleh bagian lengannya yang tersisa sedang dia khawatir jika musuh akan menyerang Rasulullah.
Dia berucap berulang-ulang “Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul”. Sampai musuh menombaknya maka syahidlah Mush’ab bin Umair.
Wajahnya menelungkup ke tanah digenangi oleh darahnya yang mulia, seolah dia menutupi wajahnya karena takut menyaksikan Rasulullah mendapatkan bencana atau dia malu karena syahid sebelum berhasil melindungi Rasulullah.
Seorang yang awalnya berkecukupan, selalu mengenakan pakaian terbaiknya, saat dia syahid tak ada sehelai kain pun yang bisa menutupi jasadnya selain sehelai burdah yang jika menutupi kepalanya maka kakinya akan terlihat dan begitu sebaliknya, hingga Rasulullah berderai air mata dan bersabda “ Tutupilah bagian kepalanya dengan burdah dan tutupilah bagian kakinya dengan rumput idzkir!”.
Rasulullah juga bersabda “Ketika di Makkah dulu, tak ada seorang pun aku lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya selain dari padamu. Tetapi sekarang ini, dengan rambutmu yang kusut masai hanya dibalut sehelai burdah”.
Wahai Mush’ab, sungguh Rasulullah telah berjanji akan menjadi saksi atas syahidmu dan syuhada Uhud lainnya di hari kiamat nanti, dan sungguh Allah akan mengganti kesenangan yang kau tinggalkan di dunia demi cinta Allah dan Rasul Nya dengan yang lebih baik daripada yang kau bayangkan.
Aku ucapkan salam padamu wahai Mush’ab, semoga Allah memberikan kebaikanNya untukku agar bisa bertemu dengan Rasulullah, engkau dan sabahat lainnya.
Note : Tulisan ini ringkasan dari buku 'Karakteristik Perhidup Enam Puluh Sahabat Rasulullah' terjemahan dari kitab 'Rijaal Hawla Rosul' karya Khalid Mohammad Khalid.
Wallahu A'lam
Uushikum wa iyya ya binafsiy bitaqwAllah
Picture taken by @khaalljafar
Comments