PERHATIKAN APA YANG KITA MAKAN
- yunibudia
- 13 Jul 2019
- 2 menit membaca
Diperbarui: 28 Okt 2021

Pertama kali traveling ke luar negeri rasanya seneng banget, selama persiapan berangkat semangat banget tapi enggak begitu ribet karena negara yang aku datengin masih di wilayah Asia Tenggara.
Karena masih satu rumpun, warna kulit yang sama, juga masakan yang kaya akan rempah-rempah masih sebelas dua belaslah dengan kita. Aku optimis perjalanan nanti akan menyenangkan karena gak ada gap yang begitu besar.
Seperti biasa sebelum melakukan shafar (perjalanan jauh) sebagai seorang muslim harus bedoa dulu dan meminta perlindungan Allah selama dalam perjalanan, dan tetiba saat berdoa kata-kata ini muncul “Ya Allah lindungilah aku dari makanan yang haram”. Aku enggak begitu memperdulikan mengenai makanan karena masih satu rumpun, tapi sekarang aku harus sangat peduli dengan kehalalan makanan dan aku yakin Allah menjagaku dengan doa ini.
FYI aku travelling bukan backpacker tapi pakai jasa travel dan kita pilih traveling dengan halal food, jadi seharusnya tak perlu ada yang dikhawatirkan karena pihak travel akan membawa aku dan rombongan ke tempat makan yang halal di sana.
Hari pertama, tak ada yang begitu mengejutkan hampir sama seperti Jakarta, kawasannya, orang-orang dengan sepeda motor juga cuacanya tak begitu berbeda.
Yang membuat aku terkejut adalah aroma bau yang menusuk hidung saat aku berjalan di pertokoan samping hotel tempat aku menginap, dan itu membuatku harus selalu memakai masker. Tak perlu bertanya atau memastikan, meskipun aku belum pernah sama sekali mencium bau itu sebelumnya, tapi sangat jelas kalau itu pork! Maaf mungkin ini sangat tidak sopan, tapi tetap harus aku katakan, kalau baunya itu maaf seperti kotoran.
Aku mencium baunya di setiap tempat, di setiap arah. Waktu itu aku sedang mencari barang yang ingin aku beli sebagai oleh-oleh, baunya masih bisa aku tahan sambil mengenakan masker, sampai aku harus melewati pasar tradisional dan baunya benar-benar semakin tajam dan membuatku hampir muntah. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan dan kembali ke hotel.
Kejadian itu membuatku sedikit lebay, tapi sungguh aku merasa ini adalah tanda dari Allah atas doaku sebelumnya untuk menjagaku dari makanan yang haram, dan hal ini memang sangat membuatku hati-hati dengan semua jenis makanan yang aku temui selama perjalanan.
Bersambung ke Part 2 Insya Allah
Wallahu a’lam
Uushikum wa iyya ya binafsiy bitaqwaAllah
Comments