PERHATIKAN APA YANG KITA MAKAN (PART 3)
- yunibudia
- 10 Agu 2019
- 2 menit membaca
Diperbarui: 28 Okt 2021

Siang itu ada client yang membawa bingkisan makanan ke kantor, tidak begitu istimewa hanya donat dengan cream yang diatasnya digambar karakter-karakter kartun yang lucu dan gemesin.
Salah satu temanku menghampiri, saat temanku yang lain sedang berebut memilih donat dengan karakter yang mereka suka, “Ih lucu ya, donat apa nih?” katanya sambil melihat dus bungkusan donat itu, alisnya agak berkerut sedikit, lalu dia melepaskan tangannya dan berkata “Mereknya asing ya dan gak ada lebel halalnya, aku gak jadi ambil deh” lalu dia kembali ke meja kerjanya.
Setelah melihat adegan itu sejenak aku jadi ragu sama donat yang sudah dua gigitan aku makan. Kemudian temanku yang duduk berdekatan denganku (dia juga tidak mengambil jatah donatnya) berkata “Kamu lihat gak apa yang dia lakukan? Itu namanya sikap berhati-hati pada Allah, pernah terpikir gak mungkin banyak doa kita yang belum dikabulkan akibat dari makanan kita yang belum jelas kehalalannya”. Deg..! dalam hati aku langsung beristighfar, dan tetiba langsung merivew lagi apakah aku termasuk orang-orang seperti itu?.
Teringat saat pertama kali ke traveling dulu (baca Part 1 dan Part 2), jika bukan karena penjagaan Allah, mungkin aku akan melahap semua makanan yang disajikan tanpa hati-hati dan berfikir panjang.
Mungkin bahan makanan itu memang halal, tapi apakah mereka memisahkan wajan ketika memasak hidangan lain yang tidak halal? Atau mungkin dari kandungan bumbunya kah? Atau dalam penyembelihan yang tidak menyebut nama Allah?
Mungkin di pikiran kita yang penting bukan pork, TAPI ayam atau sapi pun jika tidak disembelih dengan menyebut nama Allah sama saja haram hukumnya!.
Waktu itu, masih saat traveling juga, salah satu temanku membeli satu bucket besar 'ayam goreng krispi-nya si kakek berjanggut putih', untuk dibagikan kepada teman-teman. Sebagian besar temanku yang memang kelaparan setelah berjalan-jalan cukup jauh, melahapnya dengan nikmat sambil menikmati langit sore, wanginya yang semerbak sangat menggoda dan meningkatkan rasa laparku, tapi bismillah aku menolaknya dengan halus dan hanya mengambil jagung manis rebus.
Hingga malamnya saat sampai hotel, aku ditawari ayam rica-rica oleh temanku yang lain, katanya dari ibunya yang qodarullah adalah pekerja di sana. Setelah dia meyakinkanku bahwa itu halal dan ibunya membeli di supermarket halal langganannya akupun langsung menyantapnya dengan nikmat Alhamdulillah. Rezeki dari Allah untukku karena menahan buaian 'paha ayam goreng krispi' yang menawan tadi sore.
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wassalam, bersabda :
“Seorang laki-laki lusuh lagi kumal karena lama bepergian, mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi ke langit dan berdoa "Ya Rabbi, Ya Robbi" sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, maka bagaimana doanya bisa dikabulkan (Shahih Muslim, Kitab Zakat Bab Qobulus Shodaqah 3/85-86)
Apakah mungkin salah satu alasan tak terkabulnya doa-doa kita adalah karena ketidakjelasan kehalalan atas makanan yang kita makan? Astaghfirullah, sudah seharusnya mulai saat ini, kita harus memperhatikan apa yang kita makan.
Wallahu A’lam
Uushikum wa iyya ya binafsiy bitaqwa Allah
Comments